Religi

Gubernur Riau Dukung Aghi Ghayo Onam Jadi Wisata Religi, Melestarikan Tradisi Kampar di Tengah Modernisasi

Gubernur Riau Dukung Aghi Ghayo Onam Jadi Wisata Religi, Melestarikan Tradisi Kampar di Tengah Modernisasi
Gubernur Riau Dukung Aghi Ghayo Onam Jadi Wisata Religi, Melestarikan Tradisi Kampar di Tengah Modernisasi

JAKARTA - Di tengah derasnya arus modernisasi yang membawa perubahan besar dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat, tradisi lokal tetap memegang peranan penting. Salah satu tradisi yang masih kokoh dilestarikan adalah Aghi Ghayo Onam, atau Hari Raya Enam, yang digelar pada Senin di Kabupaten Kampar. Perayaan ini tidak hanya menjadi momen penting bagi masyarakat Kampar, tetapi juga menunjukkan kekuatan budaya lokal yang terus berkembang dan diterima oleh generasi masa kini. Hadir dalam perayaan tersebut, Gubernur Riau Abdul Wahid yang memberikan dukungan penuh untuk menjadikan Aghi Ghayo Onam sebagai daya tarik wisata religi di provinsi tersebut.

Aghi Ghayo Onam: Makna Spiritual dan Budaya yang Mendalam

Aghi Ghayo Onam merupakan tradisi yang sarat dengan nilai spiritual, budaya, dan kekerabatan. Di hari tersebut, masyarakat Kampar melaksanakan ziarah ke makam keluarga untuk mengenang dan mendoakan para leluhur mereka. Rangkaian kegiatan ini menjadi ajang untuk memperkuat ikatan sosial dan spiritual antarwarga yang telah lama terjalin, serta memperlihatkan betapa dalamnya ikatan masyarakat Kampar terhadap warisan budaya mereka.

Sejak pagi hari, kawasan pemakaman di beberapa desa di Kampar dipenuhi oleh warga yang datang untuk berziarah. Tidak hanya berjalan kaki, banyak dari mereka yang menggunakan sepeda motor untuk menuju pemakaman keluarga mereka, menunjukkan antusiasme tinggi dalam melaksanakan tradisi ini. Momen ini menjadi cerminan kuatnya rasa hormat masyarakat Kampar terhadap leluhur dan ajaran yang diwariskan, serta memperlihatkan bagaimana tradisi ini tetap relevan meskipun berada di tengah era modern yang penuh dengan berbagai perubahan.

Gubernur Riau Abdul Wahid: Tradisi Sebagai Identitas dan Kekuatan Masyarakat Kampar

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Riau Abdul Wahid turut hadir dan membuka rangkaian acara dengan mengunjungi Rumah Lontiok di Desa Muara Uwai. Kehadiran Gubernur disambut hangat oleh tokoh adat, masyarakat, serta para pemuka agama setempat yang telah menantikan kesempatan untuk bersilaturahmi. Dalam kunjungannya, Wahid menunjukkan apresiasi yang tinggi terhadap masyarakat Kampar yang terus menjaga dan melestarikan tradisi ini.

Dalam sambutannya, Gubernur Wahid menyatakan, “Tradisi ini adalah penanda bahwa masyarakat kita punya akar yang dalam. Kita harus menjadikannya sumber kekuatan di tengah dunia yang terus berubah.” Pernyataan ini mencerminkan pentingnya pelestarian budaya lokal di tengah derasnya globalisasi dan modernisasi yang sering kali mengikis nilai-nilai tradisional.

Lebih lanjut, Gubernur Wahid mengungkapkan bahwa Aghi Ghayo Onam bukan hanya sekadar perayaan tahunan, melainkan sebuah simbol dari identitas yang mengakar kuat pada masyarakat Kampar. "Perayaan ini adalah wujud dari jati diri kita yang perlu dijaga dan dipelihara agar tidak hilang ditelan zaman," ujarnya.

Aghi Ghayo Onam sebagai Wisata Religi: Peluang Besar untuk Pariwisata Riau

Selain sebagai momen spiritual, Gubernur Wahid juga melihat potensi besar dari Aghi Ghayo Onam untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata religi yang dapat menarik minat wisatawan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Gubernur Wahid berencana untuk mengusulkan agar perayaan ini masuk dalam kalender pariwisata resmi Provinsi Riau, dengan harapan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah, khususnya di sektor pariwisata.

"Aghi Ghayo Onam memiliki potensi besar untuk dijadikan sebagai daya tarik wisata religi yang dapat menarik perhatian wisatawan yang ingin merasakan kekayaan budaya dan spiritualitas di Riau," ungkap Wahid. Dengan didorong oleh potensi yang luar biasa, acara ini diharapkan bisa berkembang menjadi salah satu atraksi wisata unggulan yang dapat memperkenalkan kekayaan budaya Kampar kepada dunia luar.

Kehadiran tokoh penting dalam acara tersebut, seperti Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan dan Danrem 031/WB Brigjen TNI Sugiyono, juga memperkuat komitmen lintas sektor dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal. Kolaborasi antara pihak pemerintah daerah, aparat keamanan, dan tokoh masyarakat semakin menunjukkan bahwa pelestarian tradisi ini adalah tanggung jawab bersama yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.

Pesan Gubernur untuk Generasi Muda: Teknologi Sebagai Alat Pelestarian Budaya

Dalam sambutannya, Gubernur Wahid juga memberikan pesan yang sangat penting bagi generasi muda. Di tengah kecanggihan teknologi dan budaya global yang kian berkembang pesat, Wahid mengingatkan agar teknologi digunakan sebagai alat untuk melestarikan, bukan sebagai pengganti budaya lokal. “Mari kita rawat budaya ini bersama. Budaya bukan penghalang kemajuan, justru ia adalah fondasi kita menatap masa depan,” tegasnya dengan penuh semangat.

Pentingnya peran generasi muda dalam menjaga dan melestarikan tradisi ini tidak bisa diabaikan. Wahid menekankan bahwa budaya lokal adalah bagian integral dari identitas bangsa dan harus dijaga dengan sebaik-baiknya. Dengan semakin majunya teknologi, diharapkan anak-anak muda dapat memanfaatkan media sosial dan platform digital lainnya untuk memperkenalkan dan mengedukasi masyarakat luas tentang keberagaman budaya Indonesia, termasuk tradisi Aghi Ghayo Onam.

Peran Semua Pihak dalam Pelestarian Budaya

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Wahid juga menegaskan bahwa pelestarian budaya bukan hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi juga menjadi tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. “Peran pemerintah, ulama, dan rakyat sangat penting dalam menjaga warisan budaya kita. Ini adalah usaha bersama untuk memastikan bahwa budaya kita tetap hidup dan berkembang, meskipun dunia terus berubah,” tambah Wahid.

Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, ulama, dan masyarakat, akan menjadi kunci utama dalam memastikan bahwa tradisi seperti Aghi Ghayo Onam dapat terus dilestarikan dan bahkan diperkenalkan ke dunia luar. Dengan demikian, budaya lokal tidak hanya menjadi bagian dari sejarah, tetapi juga menjadi elemen penting dalam memperkaya kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.

Aghi Ghayo Onam Sebagai Warisan Budaya yang Perlu Dilestarikan

Perayaan Aghi Ghayo Onam di Kampar tidak hanya sekadar menjadi acara rutin tahunan, tetapi lebih dari itu, acara ini merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Kampar. Di tengah dunia yang semakin modern, masyarakat Kampar berhasil menjaga tradisi ini dengan baik, dan kini, melalui dukungan dari Gubernur Riau, ada harapan besar agar Aghi Ghayo Onam dapat menjadi salah satu daya tarik wisata religi yang mendunia.

Dengan pelestarian budaya yang terus didorong, serta peran aktif dari pemerintah dan masyarakat, tradisi ini bukan hanya akan bertahan, tetapi juga berkembang. Sebagaimana disampaikan oleh Gubernur Wahid, “Budaya adalah fondasi kita menatap masa depan,” dan perayaan Aghi Ghayo Onam menjadi bukti bahwa warisan leluhur tetap dapat menjadi sumber kekuatan di tengah dunia yang terus berubah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index