BANK

IHSG Menguat 1,6, Emiten Perbankan dan Blue Chip Meroket

IHSG Menguat 1,6, Emiten Perbankan dan Blue Chip Meroket
IHSG Menguat 1,6, Emiten Perbankan dan Blue Chip Meroket

JAKARTA - Pasar saham Indonesia menunjukkan kebangkitan signifikan saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka dengan lonjakan 1,6% mencapai level 6.370,79 pada awal perdagangan Senin 3 Januari 2025. Kenaikan ini menjadi angin segar bagi para investor setelah penurunan yang dialami akhir pekan lalu.

Dalam seketika, suasana optimisme meliputi lantai perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta. Sebanyak 277 saham mengalami peningkatan, 171 stagnan, sedangkan 97 tetap dalam zona hijau. Transaksi awal pagi ini mencatatkan nilai hingga Rp 1,03 triliun, melibatkan lebih dari 1,14 miliar saham dalam 59 ribu kali transaksi. Beberapa menit setelah pembukaan, IHSG terus melaju, mencatatkan kenaikan tambahan hingga 1,86%.

Emiten Perbankan dan Blue Chip Jadi Penggerak

Kinerja sektor keuangan menunjukkan penguatan yang sangat signifikan, dengan saham-saham blue chip berperan besar dalam dorongan kenaikan IHSG. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) muncul sebagai motor utama dalam pergerakan ini, melonjak hampir 5% dan menyumbang 24,6 poin terhadap kenaikan IHSG.

Selain itu, Bank Mandiri (BMRI) juga turut menguat lebih dari 3%, memberikan kontribusi sebesar 13,41 poin indeks. Bank Central Asia (BBCA) tidak ketinggalan, dengan pergerakan naik 2% yang menyumbang 11,4 poin. Saham lainnya yang turut mendorong IHSG adalah Barito Renewables Energy (BREN), Chandra Asri Pacific (TPIA), dan Telkom Indonesia (TLKM). Bank Negara Indonesia (BBNI) juga mengalami kenaikan lebih dari 2% dengan kontribusi 2,39 poin indeks.

Mencari Solusi Jangka Pendek untuk Stabilitas Pasar

Kenaikan IHSG ini membawa sedikit kelegaan setelah pekan lalu mengalami penurunan tajam sebesar 3,31%, ditutup pada angka 6.270,60 - terendah sejak September 2021. Situasi ini memperpanjang tren turun yang sudah mencapai 11,43% sejak awal tahun 2025.

Iman Rachman, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mencari solusi dalam menghadapi ketidakstabilan ini. "Kami tidak diam. Kami akan melihat langkah-langkah yang bisa diambil. Senin nanti, kami akan mengumpulkan para pelaku pasar," ujarnya di Gedung BEI. Selain itu, BEI juga akan berdiskusi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk merumuskan strategi jangka pendek dalam memperbaiki situasi.

Salah satu langkah yang akan dibahas adalah kebijakan terkait short selling. "Kami akan mendengar masukan dari para pelaku pasar untuk menentukan apakah kebijakan ini dapat diterapkan dan sejauh mana dampaknya terhadap stabilitas indeks," tambah Iman. Dia juga menekankan pentingnya menghadirkan berita positif guna menjaga kepercayaan investor asing terhadap pasar modal Indonesia.

Optimisme Pasar dan Harapan Kebangkitan

Kenaikan IHSG dan koreksi harga saham sektor perbankan dan emiten blue chip memberikan optimisme baru bagi para pelaku pasar. Diharapkan langkah-langkah strategis yang dibahas oleh BEI dan OJK dapat menstabilkan kondisi pasar dan mengembalikan kepercayaan investor. Keinginan ini juga didukung oleh peningkatan aktivitas transaksi dan minat investor terhadap saham-saham unggulan, khususnya di sektor keuangan.

Seiring dengan langkah-langkah yang akan diambil oleh BEI, pelaku pasar kini menghimpun harapan akan resistensi pasar yang lebih kuat dan ketahanan yang lebih tinggi di tengah isu-isu global dan domestik. Optimisme ini diharapkan dapat menjaga tren positif pada perdagangan saham dan menggerakkan kembali roda investasi.

Dalam suasana perdagangan yang dinamis ini, IHSG diharapkan dapat terus memperkuat kinerjanya, mencerminkan kembali stabilitas dan daya tarik pasar modal Indonesia di mata global. Dengan langkah konkret dan dukungan penuh dari berbagai pihak terkait, pasar saham Indonesia kini berada di jalur yang tepat untuk meraih kembali puncaknya.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index